27.3 C
Jakarta
Array

Mahyudin: Ancaman untuk Menghilangkan Pancasila Belum Surut

Artikel Trending

Mahyudin: Ancaman untuk Menghilangkan Pancasila Belum Surut
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Bangsa Indonesia banyak yang tidak menyadari, bahwa sejak era awal kemerdekaan hingga saat ini, banyak upaya dilakukan untuk melemahkan bahkan menghilangkan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia. Jadi banyak sekali upaya sistematis yang tidak ingin bangsa ini mengingat lagi, hal yang sangat fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yakni Pancasila.

Beberapa upaya tersebut antara lain tokoh sentral PKI DN. Aidit yang waktu itu menyampaikan bahwa Pancasila itu alat pemersatu bangsa, tapi kalau Indonesia sudah bersatu, Pancasila tidak dibutuhkan lagi.  Puncaknya adalah peristiwa G 30 S PKI.  Upaya lainnya adalah pemberontakan DI/TII, Permesta dan lainnya.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua MPR RI Mahyudin dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, kerja sama MPR dengan P4TK, KNPI Jatim, dan RH Center, di Gedung Krakatau, Kompleks Gedung PPPPTK PKn dan IPS, kota Batu, Jawa Timur, Selasa, 28 Agustus 2018. Hadir dalam acara tersebut anggota MPR RI Ridwan Hisham, Kepala P4TK PKn dan IPS Subandi, dan sekitar 500 lebih peserta guru-guru PKn dan IPS serta anggota KNPI se-Kota Batu.

“Jadi kita lihat sejarah dari Indonesia merdeka sampai sekarang, sudah berapa kali upaya mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara itu. Tapi alhamdulillah selalu gagal total, termasuk pemberontakan fenomenal G 30 S PKI.  Pancasila ternyata masih sakti,” katanya.

Era kekinian, lanjut Mahyudin, ancaman-ancaman tersebut belum surut dan bahkan terus muncul dengan berbagai wujud baru. Antara lain narkoba, masuknya pemahaman-pemahaman radikal mendegradasi nasionalisme anak bangsa, sampai kemajuan teknologi dan media sosial pun bisa menggerus nasionalisme anak bangsa, terutama generasi muda jika tidak bijak dan hati-hati dalam menggunakannya.

“MPR dengan Sosialisasi Empat Pilarnya (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika), adalah upaya negara untuk membendung berbagai potensi ancaman tersebut dengan me-refresh kembali pemahaman anak bangsa Indonesia akan nilai-nilai luhur bangsa,” ujarnya.

Namun Mahyudin mengingatkan, bahwa segala upaya me-refresh kembali pemahaman nilai-nilai luhur bangsa butuh peran dan kiprah aktif seluruh anak bangsa. “Intinya, semua saling mengingatkan satu sama lain. Menjadi agen pemahaman Pancasila di lingkungan sekitarnya, seperti peran para guru dan pendidik yang sangat strategis perannya di lingkungan sekolah dan dunia pendidikan,” kata Mahyudin.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru