27.3 C
Jakarta

Kata Haidar Bagir, Akhlak dan Cinta Kasih adalah Prioritas dalam Islam

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanKata Haidar Bagir, Akhlak dan Cinta Kasih adalah Prioritas dalam Islam
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Bukan sesuatu yang baru kebanyakan orang salah dalam memahami agama. Kesalahan ini terlihat dari cara mereka menyikapi akidah, syariah, dan akhlak. Akibatnya, mereka cenderung melakukan sesuatu dengan cara-cara kekerasan dengan mengatasnamakan agama. Padahal, agama sendiri tidak menghendaki aksi-aksi kekerasan. Islam malah menebarkan cinta kasih di tengah alam semesta.

Haidar Bagir, tokoh muslim di Indonesia menguraikan cara kerja akidah, syariah, dan akhlak, agar tidak tumpang tindih dalam menjalankannya. Baginya, mazhab cinta itu diusung terutama oleh kelompok tasawuf yang memang lebih menekankan kepada orientasi akhlak. Sayangnya, selama berabad-abad kelompok tasawuf ini kehilangan tempat yang penting di dalam ajaran Islam, sehingga akhirnya Islam itu tampil sebagai agama prioritas hukum. Ini semua bukan kesalahpahaman orang non-muslim saja, tapi juga orang muslim pun berpandangan begitu.

Kesalahpahaman ini, lanjut Haidar Bagir, memberi dampak munculnya tindakan kekerasan dalam beragama. Lagi-lagi, itu merupakan bentuk kesalahpahaman dalam melihat esensi Islam. Seharusnya orang Islam itu bukan hanya mementingkan akhlak atau sibuk dengan akidah dan syariah saja. Tiga pondasi dalam Islam ini harus dijalankan secara berimbang. Kita tahu, bahwa akidah dan syariah ini dua hal yang penting. Akidah itu fundamen. Syariah itu jalan. Tidak mungkin kita mencapai tujuan beragama tanpa fundamen kuat dan jalan yang benar. Tapi, yang tidak boleh dilupakan tujuan akhirnya itu akhlak yang bersumber dari perasaan cinta kasih yang dikembangkan itu.

Haidar Bagir menegaskan, bahwa tujuan puncak keberagamaan itu adalah memiliki budi pekerti yang luhur. Budi pekerti yang luhur itu tampil dalam bentuk pergaulan antara manusia. Selain itu, budi pekerti tampil di antara manusia dan seluruh makhluk Tuhan yang lain, baik yang hidup ataupun yang mati. Itu semua tentunya dilandasi oleh kasih sayang. Akhlak yang baik itu sumbernya kasih sayang. Sehingga, orang Islam nanti bergaul dengan penuh kebaikan dengan sesamanya.

BACA JUGA  Definisi Hari Tenang di Tengah Maraknya Kampanye di Media Sosial

Sekali lagi Haidar menyebutkan, prioritas paling penting itu adalah akhlak. Akidah dan syariah itu fundamen. Orang yang mementingkan akidah akibatnya jadi kasar. Orang muslim yang akidahnya kuat itu biasanya orang yang jarang senyum, suka nyalah-nyalahkan orang, dan suka ngafir-ngafirkan orang. Ada orang yang menjalankan berbagai kewajiban agama, seperti shalat di masjid dengan berjamaah, pergi haji dan umrah, serta berpuasa, tapi bergaul dengan manusia tidak dengan cara-cara akhlak yang baik. Nah, persoalan ini yang perlu diluruskan adalah akhlaknya. Karena, akhlak sebagai prioritas.

Sebagai penutup, Haidar Bagir mengingatkan, bahwa akidah itu mutlak. Syariah itu juga mutlak. Tapi, untuk menguji kebenaran akidah dan syariah adalah menggunakan akhlak. Seberapa kuat seseorang dalam menanamkan akidah, bahkan seberapa banyak pun dia melakukan ibadah-ibadah keagamaan, kalau tidak terbukti dalam bentuk akhlak yang baik dan juga tidak terbukti dengan kepemilikan cinta kasih yang luar biasa kepada manusia dan sesama makhluk Tuhan, berarti akidahnya tidak lurus dan syariahnya tidak benar. Maka, perlu dibetulkan akhlaknya dulu.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini dinarasikan dari gagasan Haidar Bagir yang disampaikan di YouTube Mizan Tube

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru