33.2 C
Jakarta
Array

Imam al-Ghazali dan Tasbih

Artikel Trending

Imam al-Ghazali dan Tasbih
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Ikhwah, masih ada yang mempertikaikan penggunaan “subhah” atau lazim disebut di daerah kita sebagai “tasbih”, iaitu satu alat yang digunakan untuk mengira bilangan-bilangan zikir. Sebagian memandangnya sebagai bid`ah yang munkarah yang kononnya diceduk daripada agama-agama lain, menyebabkan mereka phobia dengannya.

Sebenarnya, tidak ada ulama kita, Ahlus Sunnah wal Jama`ah, yang anti-tasbih. Kalaupun ada maka itu hanyalah “setengah” ulama.

Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam kitabnya “Bidayatul Hidayah” pada fasal ‘Adab Dukhul AL-Masjid’, menganjurkan kita agar menghitung atau mengulang-mengulang segala zikir, wirid dan tasbih kita dengan menggunakan subhah. Dan subhah yang tidak lain melainkan alat tasbih yang kita gunakan untuk berwirid dan berzikir.

Guru kepada guru-guru kita, Sayyidul Ulama al-Hijaz, Syaikh Nawawi Banten dalam syarahnya terhadap kitab Imam al-Ghazali tersebut yang berjudul “Maraqil ‘Ubudiyyah”, halaman 29 menjelaskan bahwa subhah adalah butiran atau bijian berlubang yang disusun (kharazaatun mandhzumatun ) dan dinamakan juga sebagai mudzakkirah, iaitu persis tasbih yang kita kenali dan guna.

Jadi siapa yang membid`ah sesatkan penggunaan tasbih untuk berzikir, maka jadilah dia membid`ah sesatkan Imam Hujjatul Islam al-Ghazali.

 

 

 

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru