29.1 C
Jakarta

HTI dan Agenda Jahat di Jawa Barat

Artikel Trending

EditorialHTI dan Agenda Jahat di Jawa Barat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.189-Hukham/2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Coronavirus Disease-19 (Covid-19) di daerah Jawa Barat. Ternyata setelah dibaca membuat kita begitu terkejut, dan resah akibat lagi-lagi nama Hizbut Tahrir Indonesia (agenda HTI) menyusup ke dalam SK itu.

Dari sekian banyak daftar nama ormas, salah satunya HTI yang dibubarkan melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Oganisasi Kemasyarakatan. Kenapa harus pemerintah bubarkan? Apa salah mereka? Salahnya adalah mereka punya misi gerakan perubahan politik.

Ingin rasanya kita mengusung ide formalisasi syariat Islam dan konsep khilafah. Tetapi Indonesia telah punya ideologi sendiri, yaitu Pancasila. Belum cukup puaskah mereka dengan ideologi itu? Sebuah ideologi yang disepakati para pendiri bangsa dan hasil ijtihad dengan para ulama, baik Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah.

HTI, sebenarnya, ormas dungu. Jelas-jelas bahwa ideologi khilafah telah dilarang keras jika diterapkan dalam negara Pancasila. Namun, mereka masih ngotot lagi. Tampaknya aktivis HTI tidak ingin bertaubat dan berbenah diri sadar bahwa organisasi itu tidak punya kedudukan hukum dan telah dinyatakan bubar oleh PERPPU.

Di tengah kesibukan pemerintah dan aparatur negara dalam mencegah bahaya Covid-19. Lalu, HTI senang karena punya kesempatan untuk menyusup di balik putusan Gubernur tersebut. Ironisnya, mereka itu tidak ada hentinya berspekulasi dan melakukan gerakan dakwah di Indonesia. Yang dibubarkan itu bukan hanya organisasinya, tetapi juga ideologinya.

Kalau mereka maksa menyusup tentu ada niat jahat (mens rea) di balik Gubernur yang bijak. Lagi-lagi HTI bergerak secara terselubung, memangnya mereka tidak merasa ya bahwa pemerintah telah membubarkannya. Dan hal ini perlu mereka tahu, pemerintah dengan tegas melalui PERPPU, PERPPU, dan PERPPU.

HTI punya jejak buram, di pelbagai negara mereka ditolak keras. Apalagi di Indonesia, gerakan mereka berbahaya dan menjadi ancaman bagi masa depan negara. Sebab itu, ideologi mereka hanya khilafah yang dimunculkan untuk dibenturkan dengan Pancasila. Jika demikian, maka Pancasila itu adalah musuh besar HTI.

Membongkar Agenda HTI

Dengan HTI masuk dapat merorong Pancasila lagi, mereka ormas radikal yang anti pemerintah dan ideologi negara. Akan tetapi, sebaliknya, HTI ketahuan lagi. Itulah mereka dengan sangat mudah kita baca arah gerakannya, sehingga terbongkarlah modus mereka dan niat jahatnya yang ingin kembali menggangu negara Pancasila.

Khilafah mungkin yes bagi mereka, tapi bagi kita Pancasila yes! Khilafah no! mereka itu jangan sampai lagi menyusup dengan alasan menjadi volunteer kemanusiaan korban Covid-19. Yang ada mereka menyusun gerakan bawah tanah untuk mengaktifkan volunteer khilafah, sungguh kalaupun mereka bilang tidak sengaja memasukkan namanya. Itulah dusta.

Bisanya HTI apa sih selama ini? Di Indonesia mereka menggelar aksi 212 bela Islam. Kenyataannya, bukan untuk Islam, tetapi misi politik kekuasaan. Parahnya lagi, mereka itu sering melakukan penghinaan pada pemerintah. Bahkan sering mereka menebar isu hoaks (berita palsu), dan ujaran kebencian. Meski seribu cara mereka halalkan pemerintah tidak akan tumbang, yang ada paling mereka. He……he……….

Alhamdulillah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan pihaknya segera mengklarifikasi. Sebagaimana ia mengatakan, “bahwa pencantuman nama HTI adalah kesalahan teknis yang tidak sengaja. Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan tersebut.” Begitulah nyatanya setelah dilansir dari tempo.co.id.[13/04/20]

BACA JUGA  Deteksi Teroris Menjelang Pemilu 2024

Kerjaan mereka lebih banyak nyinyirin pemerintah, dan membangun narasi thaghut yang membuat mereka sendiri bertekuk lutut. Hukum karma itu pasti berlaku ya, ingat dengan HTI bisa bertahan agak lama di Indonesia sudah seharunya mereka bersyukur dong. Sudah dikasih kesempatan untuk berubah malah makin parah.

Jelas-jelas HTI kelompok intoleran kenapa harus kita terima, mending kita tolak aja. Ia kan. Hal ini jangan sampai terulang kembali bagi Kepala Daerah yang ingin menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), dan melibatkan banyak ormas di sejumlah daerah. Agar menjadi volunteer kemanusiaan dan pahlawan pencegah Covid-19.

Paham radikalisme ditandai munculnya sikap yang intoleran. Entah itu, intoleransinya anti pemerintah, mudah menghakimi keyakinan orang, menuduh kafir, dan tidak menerima pandangan orang lain. Organisasi yang punya afiliasi dengan parameter tersebut perlu tindakan preventif pemerintah sebelum mereka itu bangkit lagi.

Ingat Itu Pelajaran

Tentu peristiwa ini harus menjadi kehati-hatian para pemangku kebijakan. Utamanya, semua Kepala Daerah di Indonesia. Kalau perlu Presiden Joko Widodo mengambil peran dan langkah penting supaya instruksi pada seluruh Gubernur, Bupati, Wali Kota, Kepala Desa, Lurah, RW, dan seterusnya untuk mencegah partisipasi ormas intoleran itu. Jika diterima, yang tumbuh subur yaitu paham radikalisme.

Karena itu, sebuah pelajaran berharga bagi pemimpin mulai dari pusat hingga tingkat daerah. Agar lebih waspada kedepannya. Tidak hanya di Indonesia, termasuk di pelbagai negara di dunia untuk meningkatkan kewaspadaan, dan memperketat ormas yang ingin terlibat dalam pencegahan penyebaran virus corona.

Selain telah terjadi di Pemerintah Provinsi Jawa Barat, fenomena ini kita anggap cukup satu kali, dan cukup satu kali saja. Kita tegas dalam persoalan ini, instruksi Presiden setidaknya memberikan himbauan pada seluruh Kepala Daerah untuk tidak mudah menerima dan merekrut ormas untuk bergabung serta membantu pemerintah.

Kita ingatkan sekali lagi, setelah agenda jahat HTI terbongkar di Jawa Barat. Lalu, di manakah agenda HTI kedua kalinya? Pertanyaan ini perlu kita renungkan jika memang betul-betul mencintai tanah air dan Pancasila. HTI hanya bisa memecah belah keberagaman. Sedang Pancasila mampu merawat kebhinekaan. Itulah keindahan negeri ini, sebuah negeri yang punya teladan baik dalam menjaga persatuan bangsa.

Sebagai penutup, pesan kita ini harus mereka (HTI) baca, jangan lupa setelah baca argumen tersebut. Kita doakan semoga saudara-saudara yang eksis dalam gerakan HTI segera bertaubat dan berhijrah ke jalan yang benar. Amin Ya Rabb. Karena kebenaran telah menunggu mereka yang terjebak dalam skenario kesalahan. Wassalamualaikum. Wr. Wb!

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru