31.2 C
Jakarta
Array

5700 KM Menuju Surga (Bagian XLVI)

Artikel Trending

5700 KM Menuju Surga (Bagian XLVI)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

SELAMA 30 HARI TERBAKAR SINAR MATAHARI TANPA KEJELASAN KAPAN VISA AKAN TURUN

Senad kembali menanyakan ke Fahd A el Zeid kapan sekiranya kepastian visa hajinya akan turun. Hari demi hari dengan penuh kesabaran ia menunggu, hari ketiga sudah berlalu, minggu pertama, kedua, bahkan ketiga bulan Ramadhan pun telah terlewati, namun sampai detik ini tidak ada sama sekali kepastian dari pemerintah Arab Saudi kapan visanya akan keluar.

Semua janji manis Fahd yang dahulu terdengar indah di telinga Senad kini seakan berbalik-balik menusuk hatinya. Janji-janji Fahd begitu membuatnya sedih dan kecewa. Ia begitu sulit menerima kebenaran bahwa pemerintah Arab Saudi sama sekali tidak merasa iba dan kasihan kepadanya, sesudah ia melewati perjalanan yang begitu berat; didera rasa letih, haus, lapar, dikejar-kejar anjing, dirampok oleh penjahat, melewati bentangan gurun pasir yang tandus dan melintasi hampir tujuh negara dan kini sesudah sampai di perbatasan Arab Saudi, pemerintah Arab Saudi seakan-akan tidak menghargai sama sekali semua jerih payah dan pengorbanannya.

Dalam kesedihan itu, ia sekaan ingin bercerita kepada dunia, memberitahu semua umat Islam di dunia mengenai kejadian yang begitu membuat hatinya miris dan kecewa. Biarlah seisi planet ini tahu pikirnya apa yang saat ini dirasakannya. Ia sudah kadong kecewa, bahkan sangat kecewa dengan perlakuan pemerintah Arab Saudi terhadap dirinya. Orang miskin yang datang berjalan kaki dari Bosnia dengan hanya berbekal bendera, al Qur’an, dan peta sebagai petunjuk agar tidak tersesat hanya karena ingin menunaikan ibadah haji karena Allah dan rasul-Nya tapi kenapa sesampai di perbatasan Arab Saudi pemerintah Arab Saudi seakan tidak melihat kedatangannya sama sekali. Mereka seakan benar-benar mengacuhkan dan tidak memedulikannya.

Sudah hampir hari ketiga puluhi Senad terbakar di bawah sinar matahari, diselimuti kelelahan, rasa penat, bingung, dan berbagai kejenuhan yang melanda. Bagaimana selama ini ia kesulitan untuk makan, sehingga sepanjang Ramadhan ia berjuang melawan rasa lapar baik siang mau pun malam, bagaimana selama ini ia kesusahan ketika ingin minum, sehingga ia harus menahan dahaga siang dan malam. Bagaimana ia selama ini seperti terpanggang di dalam oven karena harus bertahan di dalam tenda kecil dengan suhu udara 50 derajat cesius dengan debu-debu gurun yang setiap hari seperti menghujaninya. Pernahkah mereka berpikir bagaimana selama ini merasakan berbagaimacam kesuliatan hanya untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan sederhana saja semisal mandi dan berwudhu.

Senad hanya bisa pasrah kepada Allah, Tuhan yang karena-Nya ia datang ke negeri ini. Biarkanlah Allah yang menilai apa yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi terhadap dirinya. Ia tidak mengharapkan apa pun dari pemerintah Arab Saudi, ia hanya meminta agar diperbolehkan masuk ke Arab Saudi dan membiarkannya ‘menemui’ Kekasihnya; Allah dan Muhammad rasulullah.

Setiap hari, usai ibadah yang dilakukannya Senad termenung. Pikirannya mengembara kemana-mana. Dalam kesedihan itu ia terkadang teringat bagaimana Arab Saudi menyetujui visa untuk 5 juta orang yang ingin menunaikan ibadah haji dari berbagai penjuru dunia setiap tahunnya. Sedangkan Senad, yang berjalan kaki melalui enam negara tanpa makanan, berpuasa pada suhu 50’C, ia yang selama ini merasa dirinya menjalankan shalat lima waktu dengan baik dan mempelajari al-Qur’an selama 20 tahun, dibiarkan terlunta-lunta dan tanpa kejelasan menderita di perbatasan.

Ia menarik nafas panjang, sambil matanya menerawang ke langit-langit tenda yang lusuh itu, ia berusaha untuk menerima dengan ikhlas segalanya. Ia yakin semua ini adalah suratan takdir ilahi yang harus dilaluinya dengan kesabaran dan keikhlasan. Ia mencintai Allah. Ia yakin semuanya adalah pemberian Allah. Sesaat ia bisa melupakan segala kesedihan dan penderitaan selama hampir 30 hari di tengah gurun pasir yang kering dan tandus itu sampai akhirnya ia terlelap dalam dekapan mimpi yang sedikit mengistirahatkan pikiran dan hatinya dari deraan kesedihan yang dirasakannya selama ini.

Ikuti penulis di:

Wattpad:birulaut_78

Instagram: mujahidin_nur

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru